21/05/09

DOLOK SAUT (SALAH SATU CAGAR ALAM DI SUMATERA UTARA)

Salah satu pilihan yang sebenarnya sayang untuk dilewatkan jika berkunjung ke Kec. Pangaribuan adalah Cagar Alam Dolok Saut. Karena selain telah ditetapkan sebagai salah satu cagar alam di Sumatera Utara oleh pemerintah, cagar alam ini memang menyimpan berbagai keunikan dan dengan topografy yang menantang bagi para pecinta alam.
Kawasan Cagar Alam Dolok Saut berbatasan dengan Hutan Lindung Dolok Saut Register 17. Pada bagian Barat batas cagar alam dengan hutan lindung adalah Aek Raut. Cagar Alam Dolok Saut secara administrasi pemerintahan terletak di Desa Pansur Natolu Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan administratif pengelolaan hutan konservasi, Cagar Alam Dolok Saut terletak di Bidang Wilayah Konservasi Sumber Daya Alam II yang berkedudukan di Padang Sidempuan, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara. Berdasarkan letak geografis Cagar Alam Dolok Saut terletak pada koordinat 99011'10" - 99017'55" Bujur Timur dan 01054'45" - 01055'05" Lintang Utara. Berdasarkan letak pada Daerah Aliran Sungai (DAS) maka Cagar Alam Dolok Saut terletak dalam DAS Barumun. Berdasarkan letak pada ketinggian di atas permukaan laut (dpl) maka Cagar Alam Dolok Saut terletak pada ketinggian 1.280 s/d 1.360 m dpl. Berdasarkan Keputusan Zelfbestuur Besluit (ZB) No. 36 Tanggal 4 Pebaruari 1924 luas Natuur Monument (sekarang cagar alam Dolok Saut) adalah 39 Ha.
Keadaan topografi Cagar Alam Dolok Saut sebagian besar adalah bergelombang. Kemiringan lahan sebagian besar adalah curam (21 - 55 %).Cagar Alam Dolok Saut dan kawasan hutan disekitarnya merupakan hulu beberapa sungai besar seperti Aek Raut. Di
dalam kawasan ini terdapat 2 aliran anak sungai/alur. Beberapa pemukiman dan persawahan disekitar kawasan khususnya disekitar Desa Rahut Bosi dan Desa Pansur Natolu kebutuhan pengairannya sangat tergantung dari aliran air Aek Raut yang hulunya antara lain dari Cagar Alam Dolok Saut. Terdapat tiga desa yang berdekatan dengan Cagar Alam Dolok Saut dengan jumlah Penduduk pada tahun 2003 yang adalah sebagai berikut:
a. Desa Rahut Bosi sebanyak 1.691 jiwa
b. Desa Pansur Natolu sebanyak 1.006 jiwa
c. Desa Silantom Julu sebanyak 611 jiwa
Kondisi jalan menuju desa-desa terdekat dengan Cagar Alam Dolok Saut hampir sebagian besar rusak, namun masih dapat dilalui dengan kenderaan. Untuk mencapai desa-desa ini harus dengan kenderaan carteran, mengingat tidak ada sarana transportasi umum. Tidak terdapat sarana untuk berkomunikasi seperti wartel di desa-desa sekitar Cagar Alam Dolok Saut. Sarana komunikasi umum hanya terdapat di kecamatan. Namun dengan semakin berkembangnya tekhnologi komunikasi, daerah ini juga sudah memiliki jaringan komunikasi via HP.

POTENSI DOLOK SAUT SEBAGAI CAGAR ALAM
A. FLORA
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan beberapa jenis tumbuhan yang terdapat di Cagar Alam Dolok Saut untuk seluruh stratum pertumbuhan (semai, pancang, tiang, dan pohon) antara lain adalah Anturmangan (Dacrydium junghuhni), Hapas-hapas (Exbucklandia populnea RW), Sihondung (), dan Hoting (Quercus sp.). Namun di Cagar Alam Dolok Saut sangat sedikit dijumpai jenis-jenis anggrek baik anggrek tanah maupun anggrek pohon.

B. FAUNA
Di dalam Cagar Alam Dolok Saut dapat dijumpai beberapa jenis satwa, beberapa jenis diantaranya dilindungi seperti Siamang (Hylobates sindactylus), Kambing hutan (Capricornis sumatrensis), Harimau Sumtera (Panthera tigris sumatrensis) dan Kuau (Argosianus argus).

C. POTENSI LAIN DI ALAM DOLOK SAUT
Hingga saat ini bagi masyarakat sekitarnya masih tetap mempercayai bahwa di dalam Cagar Alam Dolok Saut terdapat potensi alam yang sangat berharga yaitu kandungan emas. Kondisi ini didukung dengan perlakuan sejak dahulu Cagar Alam Dolok Saut selalu dipelihara, antara lain kawasan ini dipagari dengan kawat besi berduri, sehingga kawasan ini akrab dengan panggilan "Kandang Bosi". Cagar alam dolok saut memiliki keunikan dan ciri khas yaitu dengan terdapatnya formasi tumbuhan berdaun jarum dan berdaun lebar tumbuh berdekatan tanpa ada menunjukkan dominasi.

Untuk mencapai Cagar Alam Dolok Saut dapat ditempuh melalui route sebagai berikut:
1. Medan ---> Tebing Tinggi ---> Pematang Siantar ---> Parapat ---> Tarutung ----> Sipahutar ---> Pangaribuan ---> Desa Pansur Natolu. Route ini ditempuh selama ± 7-8 jam dengan jarak 463 km dan dapat menggunakan kenderaan umum.
2. Medan ---> Tebing Tinggi ---> Pematang Siantar ---> Parapat ---> Siborong-borong ----> Sipahutar ---> Pangaribuan ---> Desa Pansur Natolu. Route ini ditempuh selama ± 7-8 jam dengan jarak 463 km dan dapat menggunakan kenderaan umum.
3. Medan ---> Tebing Tinggi ---> Pematang Siantar ---> Parapat ---> Tarutung ----> Sipirok ---> Sipangimpar ---> Desa Pansur Natolu. Route ini ditempuh selama ± 10-11 jam dengan jarak 612 km dan dapat menggunakan kenderaan umum.
Dari Desa Pansur Natolu menuju kawasan dapat ditempuh dengan kenderaan roda dua (pada cuaca baik) atau berjalan kaki menelusuri jalan setapak yang biasa dipergunakan penduduk ke ladang, dengan jarak ± 3 km.
Banyak daerah menawan yang akan dijumpai selain Cagar Alam Dolok Saut di Kecamatan Pangaribuan yang memang harus diakui Belum sepenuhnya dikembangkan oleh Pemerintah setempat. Perjalanan yang memacu adrenalin anda akan menjadi sesuatu yang menarik jika pilihan jalan-jalan anda adalah Pangaribuan, karena rute perjalanan yang sangat menantang. Begitupun semuanya akan terbayar dengan keindahan daerah pegunungan dengan banyaknya sungai-sungai pegunungan yang tentunya jernih.
Bagi anda pecinta cross country, camping, hiking dan semua yang berbau outdoor adventure, mencoba sesuatu yang baru dengan lingkungan yang dekat dengan alam, Pangaribuan memiliki jalaban untuk anda pecinta alam.

2 komentar:

  1. Ada juag ya yang menarik dari pangaribuan,.
    dekat kampung mu gak Rolan,..

    BalasHapus
  2. Hahaha,.
    Pangaribuan Dimana ya?

    BalasHapus

Anda yang Ke....