01/04/09

"HANYA PENUTURANKU"

Kring!!!!, kringgg!!!!!!!, Krinnggg!!!!!!!!!!! Kriiinggg!!!!!!!!

Dengan sedikit menggerutu, kesal karena Hand Phone butut ku berbunyi dengan nyaring disertai getaran hebat yang langsung bergesekan dengan papan, lantai rumah tempat saya dan beberapa orang teman tinggal bersama menambah suasana bising yang pada akhirnya memaksa mataku terbuka. Mataku masih pedih, karena memang masih 2 jam saya tidur, tiba-tiba harus dibangunkan tepat jam 2 lewat sedikit. Rasa kesal dalam hatiku spontan berubah segan mengangkat telepon itu begitu tahu nama siapa yang tertera di layar handphone ku. Di biarkan lama setelah saya silence kan, akhirnya saya angkat juga telepon gadis yang sudah lama saya upayakan untuk bisa lepas dari baying-bayang dia.

”Hallo nic!! ngapain nelpon jam segini?, ganggu orang lagi senang aja.”Aku coba mencairkan suasana hatiku dengan sedikit menyalahkan dia, kenapa harus telepon dini hari. Dari kota seberang yang sebenarnya tidak terlalu jauh terdengar langsung ke kupingku jawaban dengan suara yang serak seperti orang habis nangis. “Nggak ada orang yang mau angkat telepon ku Kidz, kaulah yang pertama malam ini” jawabnya. Iya jelaslah gak ada yang mau angkat, ini sudah jam berapa pikirku. Tapi untuk menghargai usaha dia kalau memang benar sudah mencoba menghubungi beberapa orang, akhirnya aku ladeni juga dia ngobrol lewat handphone pagi itu, lumayan lama. Tapi tiba-tiba dia nangis, yang sontak buat aku terkejut dan penasaran. Kenapa dia sampai menangis, padahal kalau bisa saya jujur padanya, saya nggak sanggup dengar dia menangis, apalagi lihat dia langsung dalam kondisi menangis. Itu sudah jadi rahasia umum di sekolahan dulu. “Kenapa kamu nangis nic?” Selaku, setelah beberapa saat aku bingung mau nanya apa. “Aku matiin ni klo masih ada yang nangis!!,” sedikit ancaman ternyata berhasil juga membuat dia tertawa, walau memang itu nggak tulus. Tapi paling tidak, aku nggak dengar dia terisak-isak lagi.

Setelah emosinya agak sedikit netral, dia pun bercerita panjang lebar kenapa dia stress malam itu. “Aku rindu sama mamaku, sebentar lagi dia mau ulang tahun”, ujarnya tiba-tiba. Mendengar hal itu aku sempat terdiam beberapa saat, nggak atau mau bilang apa. Aku cuman berusaha mastiin dia nggak lagi depresi dan berusaha menyemangati dia, yang memang saya pikir memang sanagt wajar dia sedih dan stress. Tapi apa yang bisa saya perbuat untuk dia. “Nic, kamu tenang ya, gak usah terlalu banyak dipikirkan. Percayalah pasti ada sesuatu dibalik yang kamu alami saat ini.”Kucoba menasehati dia, yang walaupun mungkin itu tidak berhasil.

Pagi itu saya benar-benar tidak tau mau berkata apa pada dia, untung dia langsung mengalihkan pembicaraan kami, walaupun pertanyaanya masih terkesan berat, masalah kuliah ku. Bulan empat ini dia berencana mau ke kotaku, ajak ketemuan sekalian mau melihat acara wisuda di tempat saya kuliah. Jujur memang, rencana kedatangan dia sedikit menyemangati saya mau menyelesaikan kuliahku cepat-cepat, tapi disatu sisi saya masih ingin menyelesaikan beberapa mata kuliah perbaikan semester ini. Itu jadi satu pergumulan pribadi dalam batinku.

“Kalau bulan 7, memang kamu gak bisa datang?”tanyaku serius pada dia.

“Aku gak bisa, mau PKL ke kampung-kampung, bulan 4 aja ada libur beberapa minggu!” jawabnya.

“Ya sudahlah, kalaupun kamu gak bisa datang wisudaku, gak jadi masalah lah, lagian kalau kamu datang, keluargaku ntar kaget, ngirain kamu pacarku”, ujarku dengan sedikit bercanda, tapi dasarnya memang mau mincing dia saja.

Mendengar penjelasan ku itu, pribadi dia yang dari awal nelpon tadi hilang, tiba-tiba kembali lagi, sampai-sampai kupingki gak sanggup nampung volume tertawa dia yang over.

“Mana mau aku sama mu”, tapi gak apa-apa lah kalaupun aku dibilang pacarmu sehari itu, kan kau gak laku”, selanya gak mau kalah memojokkanku.

“Kok tau aku gak laku?” tanyaku balik.

Pertanyaanku sedikit memberatkan dia, tapi aku langsung ganti topik bahasan kami saat itu, karena akupun gak mau dengar ocehan dia yang lain, karena dia itu tipe cewek dengan sejuta kamus, yang gak bakalan mau kalah.

“Udah, lupain aja yang terakhir aku bilang tadi, ganti topic!!” sedikit memaksa, tapi dia semangat juga membahas hal lain, yang masih seputar kehidupan kami. Kegiatan-kegiatan setelah tamat SMA, padahal itu sudah sering kali kami bahas. Dasar akunya memang gak tau gimana caranya mencairkan suasana dengan hal-hal yang lebih penting untuk dibahas. Misalany, kenapa aku nggak coba menyinggung pernyataan hatiku yang dulu-dulu sama dia, atau masalah pribadi dia. Tapi karena saya pikir ini bukan waktu yang tepat, sayapun menahan semua itu dalam hati.

Disaat dia sudah mulai kehabisan kata-kata, dan mungkin dia juga tau kalau aku sudah sedikit bosan, diapun dengan segera pamit dan matiin teleponnya.

“Udah ya kidz, kamu tidur aja. thanks da mau kawani aku”, ujarnya sebelum perbincangan kami berakhir.

Sesaat setelah handphone ku mati, pikiranku pun melambung jauh membayangkan dia, aku masih sedikit cemas memikirkan dia, memikirkan perasaan dia yang boleh jadi sangat hancur saat ini. Ujungnya, melalui SMS akupun memeberikan sedikit kata penghiburan, yang walaupun tidak terlalu indah. Aku berharap dia bisa menerimanya.

“Aku jadi kepikiran kamu terus ni nic, gak bisa tidur.,

Aku tau kamu itu bukan cewek yang cengeng, Aku tau kamu itu lebih dari seorang super woman yang sering kamu bilang-bilang. Tapi bagaimanapun kita ini punya keterbatasan juga, jadi aku ngerti apa yang kau rasakan saat ini. Tapi balik lagi kedirimu, kamu harus percaya dan menatap kedepan, bahwa masih panjang perjalanan yang masih harus kamu lalui, buat beliau bangga dengan keberhasilan dan kekuatanmu”.

Aku pikir SMS ku itu bakal gak ditanggapi, ternyata dia masih membalas, mungkin untuk menyakinkan aku kalau dia memang baik-baik saja.

”Udah kidz, aku tenang kok. Tidur aja, jangan salahkan aku kalau kau besok ngantuk-ngantuk di kelasmu,......................”

SMS itupun jadi penutup, dan aku kembali ke tempat tidurku dan berusaha untuk tidur lagi, walau agak susah aku berhasil juga bisa tidur lagi, entah jam berapa saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda yang Ke....